Recents in Beach

KITA PUNYA MAU, TAPI KEADAAN PUNYA KENYATAAN

Jadi keadaannya adalah, kita melakukan kegagalan, disalahkan sama lingkungan, menyalahkan keadaan, ditinggalkan teman-teman dan semua terjadi dalam satu waktu seakan kompakan. Kejam? Iya. Kebangetan? Gak juga. Ada banyak lagi kenyataan-kenyataan dalam hidup yang harus kita tahu, supaya gak kaget, supaya gak kaku. Bahwa hidup itu harus fleksibel dan dibawa santai memang benar adanya. Tapi bukan berarti selalu santai dan main-main.
Di post ini, saya mau share kenyataan yang terlalu pahit, iya banget moment, pedih dan bangsat dalam hidup yang harus kita tahu. List ini adalah kompilasi yang saya buat dari sini.

Hidup itu gak pernah adil.
 Lho, beneran ini. Hidup itu gak pernah adil untuk tiap-tiap dari kita. Tapi bukan berarti karena itu jadinya gak pernah bersukur, toh? Karena hidup gak adil, maka pintar-pintarlah mencari keseimbangan agar supaya berat terasa sama di pundak. #ahzeg

Gak ada orang yang benar-benar peduli. 
Kecuali keluarga, siapa sih orang yang bener-bener peduli sama apa yang terjadi di kehidupan kita? Teman yang katanya BFF? Ah, rasa-rasanya pasti kabur kalo besok mendadak semua uang di rekening kita ilang dan kita minta bantuan ke mereka. Si temen dari kecil? Uhm.. Yakin emang mereka siap kasih tumpangan hidup saat anda bener-bener homeless? 

Orang hanya membantu mereka yang pernah membantu (timbal-balik). 
Sifat dasar manusia. Enough said. Karena merasa berhutang, orang lain yang pernah kita bantu pasti akan ngebantu balik, karena ada perasaan, “oh iya, waktu itu pas lagi susah eek, dia tau-tau ngasih pencahar. Sekarang saatnya aku membalas budi.” Kecil banget kemungkinan orang memberikan bantuan secara cuma-cuma. Selalu ada timbal-balik dan hutang budi, meskipun itu hanya berupa kebaikan kecil.
Harta yang paling berharga adalah keluarga. 
Nyambung dari poin 2, gak ada yang benar-benar peduli selain keluarga. Yup, that Mama that always marah-marah kalo kamar berantakan, that Papa that always bentak-bentak kalo nilai ulangan kita jelek, or that brother/sister that lebih banyak ngerepotin daripada ngebantuin adalah sekumpulan orang-orang yang paling peduli sama kita. Yang paling perhatian. Dan yang pasti, paling berharga. 

Read and learn more. 
Seriusan deh. Belajar gak cuma pas lagi PDKTin anaknya dosen atau sepupunya boss agar supaya keliatan pinter. Terus belajar supaya gak ketinggalan dan gak pernah tersusul sama orang lain yang lebih mampu. Pun banyak baca, karena jadi tahu banyak. Dengan tahu banyak, daya pikir, logika dan POV pun lebih terbuka. Inget, cukup Jon Snow yang di-”You Know Nothing”, kita jangan. 

Shit happens.More shit happens.Shit! This shit wont stop happening. Shite! 
Yep. Pernah dong ngerasain udah berusaha sebaik mungkin tapi gagal? Ngerjain test interview buat masuk kantor favorit tapi gak digubris? Niatnya sekolah tinggi apa daya cuma mampu sampe SMP? Shit will and always happen, dude. Tapi dari berbagai macem shit-shit yang terjadi, kita bisa belajar menjadi lebih baik. Jack Ma gak membangun hidup suksesnya cuma dalam sehari semalem, kok! 

Mulai dari sekarang! 
Gak ada hari baik, tanggal baik, jam baik, tahun baik, bulan baik atau baik-baik dalam melakukan sesuatu. Yang ada adalah lakukan sekarang, belajar kemudian. Gagal dalam percobaan pertama? Masih ada percobaan kedua hingga tak terhingga. Kebanyakan kegagalan berawal dari kebimbangan untuk memulai. 

Akan selalu ada orang yang hobi ngomongin kita di belakang. 
 Karena kalo ngomongin didepan itu cuma dilakukan sama mama dan papa, makanya jadi sering berantem. Orang lain? Gak peduli apapun yang kita lakukan, mereka akan selalu punya bahan untuk membicarakan. Positif atau negatif? Entah. Gak bisa request. 

The World Owes You Nothing.Kelemahan diri itu gak berarti apa-apa.
Yang menjadi penting dan berarti adalah apa yang menjadi kekuatan diri kita. Daripada terus-terusan berdrama karena kekurangan dan kelemahan diri, kenapa gak memaksimalkan potensi, yang walaupun kecil, bisa menjadi kekuatan nyata pada diri kita? Karena pada akhirnya, bahkan mantan pun gak pernah mengungkit soal kekurangan saat minta putus. 

Kesempatan untuk berkembang dan menjadi lebih baik (biasanya) datang diluar comfort zone.
Karena ketika sudah menemukan zona nyaman, biasanya kita merasakan aman. Dan karena aman, jadi males untuk berkembang. Yuk ah biasakan untuk mencari dan menemukan berbagai kesempatan diluar zona nyaman. Bangun kebiasaan untuk meninggalkan comfort zone dan bersiap memasuki discomfort zone. 

Daripada ngeluarin, mending disimpen.
Apalagi kalo usia udah diujung 20an, atau malah lebih tua, harusnya sih udah mulai bisa mengendalikan saving dan spending, ya. Lebih baik membeli sesuatu yang nilainya stabil atau malah tinggi saat dijual, daripada beli-beli sesuatu yang menyenangkan sesaat. *melihat kumpulan action figure di kamar* 

Berhenti menyesal dan move on!
Pengalaman emang guru terbaik, tapi gak ada yang pernah nyuruh untuk temenan baik sama pengalaman buruk, kan? Apalagi meratapi kegagalan dan kenangan jelek di masa lalu. Kalo tinggi tuh keatas bukan kesamping, kalo hidup itu maju kedepan bukan mundur kebelakang. 

Buang jauh temen-temen yang “beracun”.
Tau dong kalo lingkungan menentukan pola pikir? Termasuk juga semangat, kebiasaan dan hidup kita. Mulai untuk memfilter temen-temen bisa banget kok. Tentukan mana yang memberi pengaruh baik, jauhi mereka yang cuma kasih pengaruh jelek. 

Lo gak sepinter, sehebat, se-master, se-mister, se-jago yang lo kira, kok. 
Diatas langit masih ada langit. Yes, kita gak sepinter dan sehebat yang kita pikir, kok. Makanya kenapa harus selalu belajar dan berusaha jadi lebih baik. Dan satu lagi, harus selalu napak tanah. Terbang melulu capek. 

Dan lo gak spesial.
Iyaaaaaa. Inget si mantan yang bilang kalo kita adalah orang spesial banget buat mereka? Pas putus mereka punya si spesial yang lain kok. Inget si boss yang itu yang bilang kalo kita adalah karyawan paling spesial mereka? Pas nemu yang lebih hebat dan bisa dibayar lebih murah, mereka langsung bilang bye kok. Jadi ya, tetep down to earth dan selalu kerja keras. Yang spesial cuma Martabak keju cokelat wijen kacang dan nasi goreng telor. 

Pujian itu membunuh, kritikan itu membangun.
Selama bener dan pada tempatnya, kritikan adalah saran paling baik yang pernah disampaikan oleh orang lain, tentu dengan cara yang gak enak. Dan ya, pujian itu membunuh, apapun bentuknya. Bahkan sesimpel,”kamu putihan deh.” 

Akan ada masa dalam hidup dimana kita akan menemukan orang yang akan dengan mudah mendapatkan sesuatu yang udah lama banget kita impikan/mau/pengen/idamkan hanya karena mereka punya uang dan kuasa. Haha!Menjadi dan selalu baik gak pernah basi.Belajar memafkan.
Gak semua orang bisa, tapi bukan berarti gak bisa belajar untuk bisa. 
We will not survive without a thicker skin.
Baru dibilang tulisannya jelek, lah galau seminggu, terus minum xanax. Slide presentasi yang dibikin 2 hari 2 malem terus gak dibaca sama boss, eh langsung mau lompat dari gedung. Baru dibully kalo apps tentang info jajanan pinggir jalan gak bakal laku, langsung berenti bikin startup. Yang perlu ditekankan adalah satu hal, akan ada banyak orang yang memang punya kebiasaan untuk selalu menghina, membully, ngeledek dan atau gak pernah peduli sama apa yang udah kita lakukan. Jangan diambil hati. Karena kalo diambil hati, Edison dan Colombus gak akan dikenal kayak sekarang. 

Hidupmu akan membosankan.
Ya emang. Pasti. Akan ada saat di mana semuanya berasa sama dan gitu-gitu aja. Kalo udah sampe pada masa ini, saatnya belajar untuk mengendalikan keadaan, sebelum dikendalikan sama keadaan. Caranya? You know yourself better.
Ada lagi? Yang saya bisa simpulkan baru segini aja. Pastinya sih ada banyak lagi kenyataan-kenyataan hidup yang harus kita tahu. Saya merangkum ini dari sumber yang tadi di mention diatas semata untuk share, bukan untuk sok tau, apalagi supaya terlihat sok pinter. Toh buktinya, belum ada separuh dari yang saya tulis ini sudah saya tahu, atau, sudah saya bisa prediksi dan siap hadapi.

Posting Komentar

0 Komentar